Rahasia Huruf Haa

Rahasia Huruf HAA – HURUF ARAB   

– Hu

– 5 – 5 Pilar

– 5 Indera

– 5 Salat

– 4 dan 1, 8 dan 1

– Al Hadi

PENDAHULUAN

Huruf Arab Haa (ه) dalam set karakter Arab normal adalah 27.=9

Dalam set karakter numerik, Abjad, Haa (ه) adalah Huruf ke-5 dengan nilai numerik 5. Artikel ini adalah tentang makna spiritual dari Huruf Haa (ه). {Tingkat ke-5 dari hati Huwiya} 

HURUF HAA (ه )

Huruf Haa ( ه) adalah Huruf Muqattaat. Artinya, huruf ini digunakan sebagai huruf pembuka pada ayat-ayat pembuka dari dua Surat dalam Al-Quran. Dua Surat Al-Quran tersebut adalah:

1. Kaaf Ha Ya Ayn Saad.

2 (Ini adalah) bacaan rahmat dari Rabbmu kepada hambaNya Zakaria. [Al-Quran: Surat 19 Maryam]

 1. Ta Haa.

2. Dan Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah,

3. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut,

4. Wahyu dari Dia yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi,

5. Ar Rahman (Maha Pengasih), Yang bersemayam di atas ‘Arsy. 

[Quran surat 20: Ta Ha ]

Karena nilai huruf Haa (ه ) adalah 5 dan digunakan 2 kali sebagai Huruf Muqattaat, maka kita dapatkan:

5 ( ه) dikali 2 = 10 = ي yaitu Ilmu.

Jika kita melihat penggunaan pertama Huruf Haa ( ) sebagai Huruf Muqattaat, kita menemukan bahwa huruf ini diikuti oleh Huruf Ya (ي). Ilmu (ي = 10) menuntun ‘0’ ke ‘1’. 

Ilmu datang dari Allah melalui Hidayat

Dan Hidayat menuntun kepada Ilmu dan Ilmu menuntun kepada Allah. 

HIDAYAT – BIMBINGAN

Hidayat adalah Bimbingan. Bagaimana kita menerima Hidayah? 

Kita mengandalkan 5 indera yang diberikan Allah kepada kita. 

Kelima indera tersebut adalah:

1 – Pendengaran, 2 – Penglihatan, 3 – Peraba, 4 – Penciuman dan {5 – Pengecap}

Setiap orang dari kita bergantung pada 5 indera ini. 

Orang-orang kafir adalah hamba dari 5 indera ini. Orang-orang kafir menginginkan ‘bentuk’ fisik untuk disembah. Mereka tidak akan percaya kecuali mereka dapat ‘melihat’ atau ‘menyentuh’ atau ‘mendengar’ secara fisik dengan beberapa indera mereka.

Orang-orang beriman adalah penguasa dari kelima indera ini. Orang-orang beriman menggunakan indera mereka sebagai pelayan. Orang-orang beriman hanya mengandalkan indera-indera ini untuk mengumpulkan informasi. Mereka menerima keberadaan Allah karena mereka telah mendengar ajaran-ajaran Allah melalui para Rasul Allah. 

Setelah mempertimbangkan dengan seksama, mereka menerima apa yang disampaikan oleh telinga mereka. Umat Islam adalah komunitas saksi karena mereka mengucapkan Kalimat Syahadat. 

Seorang Syahid adalah orang yang menyaksikan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan kecerdasannya berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh indera.

Hidayat adalah mengetahui kebenaran dari kebatilan. Hidayat adalah mengendalikan panca indera kita untuk menjadi pelayan kita dan bukan tuan kita. Apa yang kita temukan dalam Al Quran?

MENGENDALIKAN 5 INDERA

Kita dapat menemukannya di dalam Al-Quran:

(Agar artikel ini singkat dan sederhana, hanya satu contoh yang akan ditampilkan per indera)

– Apa yang boleh kita makan dan apa yang dilarang – Pengecapan

فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ بِآيَاتِهِ مُؤْمِنِينَ

118 Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. [Quran: Al Anaam]

– Apa yang dapat kita lihat dan apa yang dilarang – Penglihatan

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

30 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


31 Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

[Quran: An Noor 24]

– Apa yang boleh kita sentuh dan apa yang dilarang – Sentuhan 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَىٰ أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ ۙ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

12 Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[Quran: Al Mumtahanah]

– Apa yang boleh kita dengar dan apa yang dilarang – Mendengar 

كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

3 Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,

بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ


4 yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan

[Quran: Fussilat]

– Apa yang bisa kita rasakan dengan hidung kita – Penciuman 

وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّي لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَ ۖ لَوْلَا أَنْ تُفَنِّدُونِ

94 Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)”.

[Quran: Yusuf Chapter 12]

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa 4 dari 5 indera terlokalisasi pada organ tubuh, yaitu penciuman, penglihatan, pengecapan dan pendengaran. 

Tetapi indra peraba tersebar di seluruh tubuh.

Mengapa kita perlu mengendalikan 5 indera?

Karena hukuman atau hadiah didasarkan pada 5 indera ini. 

حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

20 Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. 

وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ


21 Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan”.

[Quran: Fussilat]

Karena indera peraba tersebar di seluruh tubuh, maka siksaan terbakar di dalam api adalah yang paling sulit untuk ditanggung. Semoga Allah merahmati kita semua.

Bagaimana cara kita mengendalikan 5 indera? 

Dengan mengambil 5 langkah, dan kemudian lagi 

5 langkah lagi. 5 + 5 = 10 = Pengetahuan. 

5 langkah pertama adalah Wudhu.

WUDHU – BERWUDHU

Langkah 1 adalah tubuh yang bebas dari najis.

Langkah 2 adalah pakaian yang bebas dari najis.

Langkah 3 adalah mengucapkan Bismillah Hir Rahman Nir Rahiim pada awal Wudhu.

Langkah 4 adalah melakukan Wudhu.

Wudhu pada dasarnya adalah mencuci atau membersihkan panca indera.

– Kita perlu mencuci tangan (sentuhan), 

– mulut (mengecap – 3 kali), 

– hidung (mencium – 3 kali), 

– wajah (mata termasuk di dalamnya – sentuhan dan penglihatan – 3 kali), 

– lengan (sentuh – 3 kali, dimulai dengan lengan kanan dan kemudian ulangi dengan lengan kiri). 

– Usapkan tangan yang dibasahi dari dahi, ke atas kepala ke belakang leher dan kembali ke dahi (sentuh). 

– Kemudian kami menyeka telinga dengan jari yang dibasahi (pendengaran), 

– dan diakhiri dengan membasuh kaki (sentuhan – membasuh kaki kanan terlebih dahulu dan kemudian kaki kiri).

Untuk mengakhiri wudhu, kita melakukan langkah kelima.

Langkah 5 adalah pembacaan Kalima Syahadat: 

ASH HADU AL LA ILAHA ILL ALLAHU WA ASH HADU AN NA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASOOLUH

AKU BERSAKSI (BERSAKSI ATAS FAKTA) TIDAK ADA TUHAN YANG BERHAK DISEMBAH SELAIN ALLAH DAN AKU BERSAKSI MUHAMMAD ADALAH HAMBA DAN RASULNYA

Perhatikan bahwa kita harus membersihkan indera peraba dalam berwudhu dalam 5 tahap.

5 langkah lainnya adalah Sholat 5 Waktu. 

SHALAT LIMA WAKTU

– Ada 5 salat (Shalat) per hari. 

– Yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. 

– Tujuan dari salat-salat tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan Allah. Tujuan dari salat adalah untuk terus mengingat Allah sepanjang hari dan malam. Tujuan dari shalat adalah untuk menjaga kesucian diri kita secara jasmani dan rohani. Tujuan salat adalah untuk mencapai ‘kedekatan’ dengan Allah.

Jika kita melihat nilai numerik dari nama-nama shalat:

Fajr = 283 = 200 () + 3 () + 80 () = {13 adalah nilai dari Nur}

Zuhr= 1105 = 200 () + 5 () + 900 ()= {7 kekuatan Raja}

Asr= 360 = 200 () + 90 () + 70 () = { 360 akhir hari penyelesaian lingkaran}

Maghrib= 1242 = 2 () + 200 () + 1000 () + 40 ()= { 9}

Ishaa= 372 = 1 () + 1 () + 300 () + 70 () {12}

Jika kita menambahkan semua total di atas, kita akan mendapatkan :

283 + 1105 + 360 + 1242 + 372 = 3362

Jika kita mengurangi total keseluruhan menjadi satu digit, kita akan mendapatkan :

3 + 3 + 6 + 2 = 14 { adalah nilai tengah hari adalah 50}

1 + 4 = 5 = ه 

Kelima shalat tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga total keseluruhan nilai numerik dari semua namanya dapat direduksi menjadi angka 5 yang merupakan nilai numerik dari Huruf Haa (ه). 

Huruf Haa (ه ) tersebut dihubungkan dengan Hidayat – 

Hidayat datang dari Hu kepada para Rasul-Nya ( ) dan mereka kemudian mengajarkannya kepada komunitas mereka.

DARI HU SAMPAI HADI

Hidayat berasal dari Allah. Dan Allah adalah Hu.

Hu mengirimkan Hidayat

Hu mengirimkan Hidayat هداية kepada Hadii هادي yang dipilih oleh-Nya.

Hadii هادي itu adalah Muhammad ﷺ.

Hidayah هداية itu tercatat bagi kita di dalam Al-Quran.

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

51 Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana

 وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

52 Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

[Quran: Ash Shura]

Semoga Allah dan Rasul-Nya membimbing kita dan menjaga kita dalam petunjuk yang benar. Amin.

Hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Al Hamdu Lillah Rabbil Alamin Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Allah dalam Kemurahan-Nya yang tak terbatas telah mengizinkan saya untuk menulis sedikit tentang setiap Huruf dalam Nama-Nya.

Alif  

Laam Bagian 1 

Laam Bagian 2 

Ha 

Allahumma terimalah usaha yang rendah hati ini. Angkatlah Sayyidina Muhammad ke derajat yang lebih tinggi lagi, karena beliau telah menyampaikan risalah kepada kami dengan setia. Allahumma Berkahilah Muhammad, keluarganya, rumah tangganya dan para Sahabatnya.  Allahumma limpahkanlah ilmu-Mu kepada kami. Ilmu yang akan bermanfaat bagi ciptaan-Mu. Rabbi, Engkau Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Amin. 

Khalid M. Malik Ghouri


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *