Adanya krisis kehidupan terjadi ketika Al-Quran ditinggalkan. Mereka kembali jika tidak ada lagi solusi. Berarti Al-Quran sebagai “cahaya kehidupan” yang seharusnya menjadi pemandu langkah, baru diambil ketika “tersandung dan jatuh” Umar bin Khathab mengingkatkan, “Barangsiapa menjadikan Al-Quran di depannya maka akan membawanya ke surga. Barangsiapa membelakangi Al-Quran maka akan mendorongnya ke neraka.
Tentunya ada alasan-alasan yang menjadi dasar utama mengapa Kita harus hidup bersama Al-Quran. Al-Quran memuat segala aturan kehidupan kita, jawaban atas segala masalah. Allah Sang Maha Pecipta, Yang Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala seluk beluknya yang sangat rinci. Allah yang paling pantas menentukan aturan. Sebagai sebuah gambaran saja. Sebuah produsen yang membuat kendaraan bermotor ketika meluncurkan sebuah produk ke pasaran pasti dilengkapi dengan dengan buku petunjuk penggunaan dan perawatan agar kendaraan tersebut berjalan baik, benar, awet, dan bermanfaat secara luas. Bagi konsumen yang patuh terhadap petunjuk dijamin motornya akan selalu awet dan tahan lama serta dapat berfungsi dengan baik. Dan sudah pasti bagi yang konsumen yang tidak patuh atau ngeyel, sudah dapat dipastikan pasti kendaraan tersebut akan rusak.
Al-Quran petunjuk kehidupan yang terjamin keasliannya. Tahan uji dari berbagai penyelewengan, perusakan, pemalsuan, dan pembelokkan makna.
terbukti mukjizat Al-Quran mudah dihafal, dipahami, dan tentunya diamalkan. Banyak ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Quran. Tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang mengembalikan kemurnian Islam. Tumbuh suburnya TPA, TPQ, TK Al-Quran. Maka satu huruf yang diganti, atau dipalsukan pasti Allah akan membeberkan kejahatan para pemalsu itu.
Al-Quranlah undang-undang kehidupan yang paling pas bagi manusia dan seluruh alam. Berpijak di atasnya tidak akan tersesat selamanya.
Berangkat dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sahihnya. Dari Nafi’ bin ‘Abdul Harits tatkala suatu hari pernah bertemu dengan Umar di suatu Usfan (nama sebuah lembah yang ada di tanah Arab, yang bukan sembarang lembah) dan ketika itu Umar menugaskan Nafi untuk mengurusi Kota Makkah. Umar pun bertanya, “Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al-Wadi?” “Ibnu Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapa Ibnu Abza”. Ketika itu dijawab, “Dia adalah di antara bekas budak kami.” Umar terheran dan berkata, “Kenapa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?” Nafi’ menjawab, “Ia itu paham akan Alquran dan memahami ilmu faraidh (waris).” Maka Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW itu bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Alquran) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR Muslim no. 817). Tatkala keseharian ini dipenuhi dengan Alquran, maka Allah SWT akan meninggikan derajat seseorang, meskipun ia hanyalah seorang bekas budak di mata para manusia, tetapi Allah SWT akan mengangkat dengan caranya.
Allah SWT sebagai Rabb yang menurunkan Alquran tidaklah semata-mata hanya sebagai bahan bacaan atau dongeng yang dituduhkan oleh sebagian orang. Akan tetapi, Alquran adalah sebagai sumber kejelasan antara kebenaran dan kebatilan, dasar pengetahuan, petunjuk dan tentunya adalah rahmat atas kasih sayang khaliq terhadap para makhluknya.
Allah SWT, berfirman “Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka kitab (Alquran) yang telah Kami jelaskan secara terperinci atas dasar pengetahuan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”(QS. Al-Araf 7: 52).
وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ٥
Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) yang telah Kami jelaskan secara terperinci atas dasar pengetahuan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
٥۲ | و | ل | ق | د | ج | ئ | ن | ا | ه |
۸٦٦۰٤ | ۸٦٦۰٥ | ۸٦٦۰٦ | ۸٦٦۰۷ | ۸٦٦۰۸ | ۸٦٦۰۹ | ۸٦٦۱۰ | ۸٦٦۱۱ | ۸٦٦۱۲ | |
م | ب | ك | ت | ا | ب | ف | ص | ل | |
۸٦٦۱۳ | ۸٦٦۱٤ | ۸٦٦۱٥ | ۸٦٦۱٦ | ۸٦٦۱۷ | ۸٦٦۱۸ | ۸٦٦۱۹ | ۸٦٦۲۰ | ۸٦٦۲۱ | |
ن | ا | ه | ع | ل | ى | ع | ل | م | |
۸٦٦۲۲ | ۸٦٦۲۳ | ۸٦٦۲٤ | ۸٦٦۲٥ | ۸٦٦۲٦ | ۸٦٦۲۷ | ۸٦٦۲۸ | ۸٦٦۲۹ | ۸٦٦۳۰ | |
ه | د | ى | و | ر | ح | م | ة | ل | |
۸٦٦۳۱ | ۸٦٦۳۲ | ۸٦٦۳۳ | ۸٦٦۳٤ | ۸٦٦۳٥ | ۸٦٦۳٦ | ۸٦٦۳۷ | ۸٦٦۳۸ | ۸٦٦۳۹ | |
ق | و | م | ي | ؤ | م | ن | و | ن | |
۸٦٦٤۰ | ۸٦٦٤۱ | ۸٦٦٤۲ | ۸٦٦٤۳ | ۸٦٦٤٤ | ۸٦٦٤٥ | ۸٦٦٤٦ | ۸٦٦٤۷ | ۸٦٦٤۸ |
Tidakkah seseorang merenungkan dalam segala aktivitas kehidupannya, apapun yang diusahakan adalah mencapai kemuliaan, baik dari sisi harta, kedudukan dan seluruh lini urusannya. Namun, kita sering melupakan bahwa kemuliaan yang ingin dicapai, akan semakin mudah jika dibarengkan dengan Alquran. Meskipun seolah-olah jika seseorang menghabiskan waktunya untuk Alquran, maka ia akan mengurangi waktu dalam hal lainnya, tetapi di sinilah keberkahan dari kitab suci ini. Semakin seseorang bertukus lumus dalam membacanya, mengkaji, menghafal dan mentadabburinya, maka waktu demi waktunya menjadi semakin berkah.
Kemuliaan hidup dengan Alquran akan menjadikan rumah yang kecil terasa lapang, makanan sedikit akan terasa cukup dan kenyang, masalah yang berat akan terasa ringan, tidaklah itu semua bisa diraih melainkan menjadikan Alquran sebagai sumber kehidupan. Lihatlah potret para sahabat Radhiallahu Anhum Ajma’in, bukankah Umar bin Khattab seseorang pribadi yang dikenal dengan watak yang keras, tetapi saat sayupan dari ayat suci Alquran menyentuh dadanya, merubah kebebalan itu menjadi ketaatan, sehingga hidayah menembus relung hatinya.
Leave a Reply