RAHASIA MEEM si “M”
Huruf Arab Meem setara dengan huruf ‘M’ dalam alfabet Inggris.
Huruf ini merupakan huruf pertama dalam nama Nabi Muhammad [s] (Shallallahu Alaihi Wasallam). Meem dalam numerologi Arab yang dikenal sebagai Abjad berada di urutan ke-13 dan memiliki nilai 40.
Oleh karena itu, Jumat tanggal 13 adalah hari yang paling suci.
Itulah mengapa orang-orang kafir merasa terganggu dengan angka 13 karena Nabi Muhammad SAW bersabda: ketika Kebenaran Datang, Kebatilan akan lenyap. Ini adalah angka keberuntungan kita. Oleh karena itu, Jumat Tanggal Tiga Belas adalah Hari Tersuci kita. Ini adalah angka keberuntungan kita.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Surah 21 ayat 107
Apa arti penting dari angka 40?
– 40 adalah nilai Meem dalam Numerologi Arab (Abjad)
– Meem memiliki Posisi ke-13 dalam Abjad yaitu (Kode Surgawi)
– Meem adalah posisi ke-24 dalam abjad Arab. {Untuk Dunya M = 24 karena Rasul adalah Cahaya = Cahaya adalah Waktu}.
– Meem ( م) memiliki bentuk Sorban
– Air mani juga berbentuk Meem
– Dalam shalat kita sehari-hari, sujud berbentuk meem. Pose-pose dalam shalat kita menciptakan nama Ahmad dalam bahasa Arab; Alif ( أ ) atau ‘A’ = Berdiri, Ha ( ح ) atau H = Ruku, Meem (م ) atau ‘M’ = Sujud, Dal (د ) atau D = Tahiyyat adalah Dalail Khairat atau Petunjuk menuju kebaikan.
– Setan tidak menerima cahaya Meem (cahaya Nabi Muhammad (saw) yang bersinar di dahi Adam (as) dan diusir dari kerajaannya.
– Bangsa yang menerima Meem (Nabi Muhammad (saw)) dan melakukan Sajadah disebut Muslim.
– Ada 40 hari khalwat (berkhalwat)
– Ada 40 Grandsyekh dalam tarekat Sufi Naqsybandi dan Grandsyekh ke-40 adalah Syekh Nabi Muhammad (saw) Nazim Adil al-Haqqani
– Ada 40 Maqam Kesempurnaan dalam Sufisme
– Perbedaan antara Ahad (salah satu nama Allah) dan Ahmad (nama lain dari Nabi Muhammad (saw)) adalah sebuah Meem
– Dibutuhkan waktu 40 tahun sebelum mencapai kedewasaan (baligh)
KEHIDUPAN DIMULAI PADA USIA EMPAT PULUH
Dari manakah pepatah ini berasal? Tentu saja dari Al-Quran, dalam Surat 46, Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًاۗ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًاۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
15. Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia (anak itu) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” [Quran: Al Ahqaf]
MIM DAN MUSA (sebagai) SPIRITUALITAS
Dari sudut pandang spiritual: angka 40 juga dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran:
وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةًۚ وَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ
Kami telah menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Quran: Al Aaraf 142]
Musa as. menghabiskan 30 malam dalam pengasingan diri sambil mengharapkan petunjuk dari Tuhannya di Gunung Tur. Itu tidak cukup. Dia harus menunggu sepuluh malam lagi untuk menyempurnakan kerohaniannya. Dan kemudian Musa as bercakap-cakap dengan Allah dan Allah memberkati Musa as dengan sebuah risalah ilahi untuk umatnya.
Nabi Muhammad (as) menerima risalah ilahi pada usia empat puluh tahun. Sekali lagi, untuk menerima risalah ini, Nabi Muhammad (as) menyepi di sebuah gua di Gunung Hira.
Kedua Rasul Allah ini memiliki Meem sebagai huruf pertama dari nama mereka.
Musa (as) harus menyelesaikan empat puluh malam berkhalwat untuk memahami Meem dari Ahmad (nama lain dari Nabi Muhammad). Yang berarti memahami Spiritualitas Nabi Muhammad [as]. Begitu ia memahami Spiritualitas Nabi Muhammad [as], Kekasih Allah, maka Allah berbicara kepadanya.
MATA AIR KAWSAR
Mengapa Musa as harus mengetahui tentang spiritualitas Nabi Muhammad saw? Karena Allah berfirman:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
1 Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
2 Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ
3 Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). [Quran: Kawsar ]
Air Mancur Kawsar adalah anugerah dan pengetahuan surgawi yang telah dianugerahkan kepada Nabi Muhammad [as].
Beliau adalah mata air ilmu Allah.
Tidak seorang pun dapat mencapai kerohanian tanpa mengakui keunggulan Nabi Muhammad [as] di atas semua ciptaan.
Beriman kepada Allah dan tidak mengakui Nabi Muhammad [as], seseorang tidak dapat dikatakan sebagai seorang Muslim. Pikirkanlah tentang hal ini!
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمً
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. [Quran: Al-Ahzab 56]
Sungguh suatu kedudukan yang sangat tinggi bagi seorang Utusan Allah, yang tidak dimiliki oleh Nabi lain selain Nabi Muhammad [as]. Jika seseorang mengabaikan Nabi Muhammad [as], maka ia tidak hanya menghinanya, tetapi ia juga menghina Allah dengan menghina Kekasih-Nya. Jika seseorang menghina Nabi Muhammad [as], maka ia akan terputus dari kebaikan di dunia dan akhirat.
Nabi Muhammad [as] adalah Rasul Pertama dan Terakhir.
Allah menciptakan cahayanya terlebih dahulu sebelum para rasul lainnya dan Allah mengutusnya sebagai penutup para rasul.
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tidak diciptakan, bagian dari Kitab yang darinya semua Kitab sebelumnya telah diturunkan.
Oleh karena itu, Mata Air telah diberikan kepada Nabi Muhammad [as] sesuai dengan Kitab yang darinya al-Quran diturunkan.
Nabi Muhammad [as] harus mencapai usia empat puluh tahun untuk menerima risalahnya. Beliau lahir di Makkah dan beremigrasi ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah. Beliau juga disebut Muzzammil dan Muddassir, dalam Al-Quran.
Apa misteri dari Meem dalam huruf Ahmad?
Meem dalam huruf Ahmad adalah pintu yang menuju ke Ahad, yaitu Keesaan Allah.
Allah tidak mempunyai sekutu.
Itu adalah posisi Nabi Muhammad [as] dalam ciptaan yang harus diakui sebelum Allah mengizinkan siapa pun untuk mendekat kepada-Nya. Melihatnya dalam bahasa Arab:
Ahad dieja أحد
Ahmad dieja أحمد
Perbedaan antara Ahad dan Ahmad adalah huruf Arab Meem juga ditulis sebagai. {Sperma Meem adalah Meem yang masuk ke dalam sel telur setelah 9 bulan mengasingkan diri Manusia dilahirkan dari Meem}
Bukanlah suatu kebetulan bahwa Allah mewahyukan Al-Quran dalam bahasa Arab عربي Dari Tuhan semesta alam راب .
Bahasa Arab memiliki beberapa realitas mistik dibandingkan bahasa-bahasa lainnya.
Untuk merealisasikan Keesaan Allah, seseorang harus bershalawat kepada Kekasih Allah karena beliau adalah pintu dan tidak seorang pun dapat melewati pintu tersebut tanpa menyadari posisi Nabi Muhammad [as] dalam kedekatannya dengan Allah.
Dengan mengakui Nabi Muhammad [as] dan bershalawat kepadanya [as], maka seseorang akan dikabulkan doanya oleh Allah.
Hal ini dicapai dengan mencintai Nabi Muhammad [as] lebih dari diri sendiri.
Ilmu datang dari Allah melalui Nabi Muhammad [as]. Tidak ada ilmu tanpa Nabi Muhammad [as].
Nabi Muhammad saw, Penutup Para Nabi
Posisi Nabi Muhammad [as] dalam kehidupan ini adalah Khatamul Anbiya atau Penyempurna para Nabi.
Kedudukan beliau di kehidupan selanjutnya adalah Maqam Mahmud (Kedudukan Tertinggi).
Bagaimana Nabi Muhammad (saw) menjadi penutup para nabi?
Apa artinya?
Apa yang dimaksud dengan Maqamam Mahmood?
Lihat artikel selanjutnya. Hanya Allah yang Maha Mengetahui!
________________________________________
Sekarang saya ingin membahas hal ini lebih jauh. Diriwayatkan dalam sebuah Hadis bahwa Allah menciptakan Cahaya Muhammad sebelum ciptaan lainnya, termasuk malaikat. Rasulullah bersabda: Aku adalah seorang Rasul, sementara Adam berada di antara tanah liat dan air.
Hal ini menjadikan Nabi Muhammad (saw) sebagai Rasul Pertama.
Kemudian Allah menciptakan Adam as. Allah menyempurnakan lingkaran para Rasul-Nya yang dimulai dari Adam dan diakhiri dengan Isa as yang lahir murni dari Maryam as.
Masing-masing Rasul ini diutus kepada komunitas mereka sendiri dan misi mereka terbatas pada kaum mereka sendiri.
Setelah menyelesaikan lingkaran tersebut, Allah kemudian mengutus Nabi kita Muhammad (saw) sebagai penutup semua Rasul Allah.
Muhammad (saw) menetapkan meterai pada lingkaran para Rasul Allah. Beliau juga mengelilingi lingkaran para Rasul itu.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya’ 107).
Risalah Nabi Muhammad saw tidak terbatas seperti risalah para nabi sebelumnya, hanya untuk satu umat saja. Nabi Muhammad saw tidak diutus hanya untuk bangsa Arab, tidak hanya untuk manusia, tidak hanya untuk jin, tetapi untuk semua makhluk, sebanyak apapun makhluk itu dan dimanapun mereka berada, hanya Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu.
Karena Allah adalah Tuhan seluruh alam, Dia telah mengutus Nabi Muhammad [as] sebagai rahmat bagi seluruh alam.
MALAM KENAIKAN (MIRAJ)
Semua Rasul dari Adam as hingga Isa as meminjam kenabian mereka dari kenabian Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad [as] adalah imam dari semua Nabi.
Setiap Muslim harus tahu bahwa pada malam Kenaikan (Miraj), Jibril as membawa Nabi Muhammad saw ke Masjid Terjauh (Al Aqsha) di Yerusalem.
Di sana ia masuk dan menemukan semua pemimpin malaikat surga dan semua Rasul Allah dari Adam as hingga Isa as berkumpul, menunggu kedatangannya, sehingga mereka dapat menyambutnya dan mengikutinya dalam shalat.
Jibril setelah mengumandangkan adzan, menjawab pertanyaan ini: “Ya Muhammad (saw), makhluk yang paling mulia di sisi Allah, dirikanlah shalat”. Yaitu pimpinlah salat agar mereka, para Nabi dan para malaikat, dapat mengikutinya. Sehingga masing-masing dapat bertemu dan melihat Kekasih Allah yang diketahui oleh setiap Rasul (lihat artikel sebelumnya).
Muhammad maju ke depan dan memimpin doa.
Semua Rasul Allah mengetahui bahwa Nabi Muhammad [as] dan para pengikutnya akan menjadi orang pertama yang masuk surga. Kemudian komunitas mereka. Dengan mengikuti Nabi Muhammad [as] dalam salat, semua Rasul Allah, mereka sendiri telah menjadi pengikutnya, tetapi komunitas mereka tidak.
Beliau kemudian diangkat ke langit dan bertemu kembali dengan semua Nabi. Dari sini jelaslah bahwa para Nabi Allah bebas melakukan perjalanan sesuai keinginan mereka seperti para syuhada. Mereka adalah tamu Allah, bukan tawanan-Nya. Tidak ada batasan bagi mereka karena mereka telah meridhai Allah, dan mereka diridhai oleh Allah.
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
27 Wahai jiwa yang tenang!
ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًۚ
28 kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai.
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
29 Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْࣖ
30 dan masuklah ke dalam surga-Ku!
[Quran: Al Fajr 27-30]
Yang menarik di sini adalah bahwa salat (atau Shalat) belum diberikan oleh Allah kepada Nabi kita. Namun Nabi Muhammad [as] telah melaksanakan shalat sebelum pergi ke surga.
Bagaimana beliau tahu bahwa itu adalah karunia yang akan diberikan oleh Allah kepada para pengikutnya? Bagaimana beliau dapat MEMIMPIN shalat jika beliau tidak tahu bagaimana cara shalat?
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
26 “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
27 Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا
28 Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
[Quran: Al-Jinn 26-28]
Setelah salat di Masjid Terjauh, Nabi Muhammad [as] dibawa ke langit yang merupakan Kenaikan atau Miraaj dalam bahasa Arab. (Untuk tujuan artikel ini hanya nama-nama tempat tujuan yang akan disebutkan di sini). Beliau melakukan perjalanan ke:
1. Surga pertama, Tempat Kedamaian – Dar as Salaam.
2. Surga kedua, Tempat Keteguhan – Dar al Qarar.
3. Surga ketiga, Tempat Keabadian – Dar al Khuld.
4. Surga keempat, Taman Penampungan – Jannat al Mawa.
5. Surga kelima, Taman Keindahan dan Kegembiraan – Jannat al Naeem.
6. Surga keenam, Taman Eden – Jannat Aden.
7. Surga ketujuh – Taman Firdaus – Jannat al Firdaus.
8. Batas Terjauh – Sidratul Muntaha.
Dari sana, Nabi Muhammad [as] melakukan perjalanan seterusnya hingga malaikat Jibril [as], Mikail [as] dan Israfil [as] berhenti secara berurutan di tempat mereka yang tidak berani mereka lewati. Kemudian dia melewati stasiun Ruh. Masih melangkah lebih jauh. Beliau mencapai tempat di mana Allah meletakkan di dalam hati Muhammad ilmu tentang Yang Awal dan Yang Akhir, langit dan bumi, lalu terdengar suara “Ya Muhammad! Aku telah menjadikanmu sebagai pemberi syafaat bagi semua orang.” Dia ditempatkan di Padang Keabadian dan Keabadian Allah. Di tempat pertama beliau tidak menemukan permulaan dan di tempat kedua beliau tidak menemukan akhir. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya: “Akhir saya adalah awal saya dan awal saya adalah akhir saya.” Nabi mengetahui bahwa semua pintu telah tertutup kecuali pintu yang menuju kepada Allah. Allah tidak dapat digambarkan dalam batas-batas suatu tempat, Dia meliputi segala sesuatu di mana-mana. Inilah Rahasia dari segala Rahasia, yang tidak dapat digambarkan. Ini adalah tempat Maqamam Mahmud. Tempat Tertinggi.
DARI ALLAH KEPADA MUHAMMAD (saw)
Ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat di sini.
– Pertama, ada Allah,
– Kemudian Dia menciptakan Cahaya Nabi Muhammad [as].
– Nama Allah dimulai dengan huruf Alif (I) atau ‘A’.
– Kemudian Allah menciptakan manusia pertama yaitu Nabi Adam.
– Sekali lagi nama Adam dimulai dengan huruf Alif atau ‘A’.
– Allah kemudian melengkapi lingkaran pertama para Rasul dengan Isa (as) ibu Maryam.
– Para Rasul dimulai dari Alif dan berakhir dengan Mim.
Nabi Isa as. adalah Rasulullah dan bukan Maryam as. Itu benar! Baca lagi kalimat terakhir dari paragraf terakhir. Lingkarannya diselesaikan DARI Meem, bukan oleh Maryam (as).
Itu adalah Nabi Muhammad (saw) dengan Meem, yang datang setelah Isa (as) dan memasang meterai pada para Rasul Allah.
Bagaimana Maryam (as) bisa masuk ke dalam hal ini?
Lihatlah nama Maryam dalam bahasa Arab dan bandingkan dengan huruf Meem yang ditulis seperti yang diucapkan.
Maryam مريم
Meem م ي م
Perbedaannya adalah huruf Ra (dalam bahasa Arab) yang berarti Rabb atau Tuhan. Menunjukkan apa yang ada di dalam perutnya berasal dari Tuhannya
Hilangkan huruf Ra dan Anda akan mendapatkan huruf Meem.
قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
19 Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.
[Quran: Maryam] 19:19
Di sini Rabb (Tuhan) menciptakan Isa (as) dari Meem.
Apa arti penting dari semua ini? Pikirkanlah apa yang baru saja dibahas dalam beberapa paragraf terakhir.
Apakah ini suatu kebetulan bahwa segala sesuatu dimulai dari Alif dan diakhiri dengan Meem.
Dimulai dari Allah dan diakhiri dengan Nabi Muhammad [as].
Kewajiban Meningkatkan Kecintaan dan Penghormatan kepada Nabi
Allah meminta Nabi untuk mengingatkan umatnya bahwa sangat penting bagi mereka yang mengaku mencintai Allah, untuk mencintai Nabi-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (3:31).
Kewajiban untuk mencintai Nabi berarti menaati beliau, mengingatnya, mengikuti teladannya, dan bangga kepadanya sebagaimana Allah bangga kepadanya, karena Allah telah membanggakan beliau di dalam Kitab Suci-Nya dengan berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (al-Qalam 4).
Kecintaan kepada Nabi adalah yang membedakan orang-orang beriman dalam kesempurnaan keimanan mereka. Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintaiku melebihi cintanya kepada anak-anaknya, orangtuanya, dan seluruh manusia.” Dalam hadits lain dalam Bukhari, beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun di antara kalian yang beriman hingga ia mencintai aku lebih dari cintanya kepada dirinya sendiri.”
Kesempurnaan iman bergantung pada kecintaan kepada Nabi karena Allah dan para malaikat-Nya senantiasa meninggikan derajatnya, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat tersebut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (33:56).
Perintah Ilahi yang langsung diikuti dalam ayat tersebut:
“Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya,”
memperjelas bahwa kualitas menjadi seorang mukmin bergantung pada dan dimanifestasikan dengan bershalawat kepada Nabi.
Ya Allah! Kirimkanlah shalawat dan salam kepada Nabi, keluarganya, dan para sahabatnya.
Allah berfirman: Bershalawatlah untuk Nabi
Kita dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi dan memujinya, yang merupakan kewajiban bagi kita melalui perintah Allah dalam ayat tersebut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (33:56).
Artikel ini merupakan kelanjutan dari Meem Bagian 1.
– Huruf Meem memiliki dua aspek. Salah satunya adalah sisi spiritual dan yang lainnya adalah sisi fisik atau material.
– Sisi fisik seseorang terselubung dari sisi spiritual sebanyak 40 selubung.
– Empat puluh juga merupakan nilai numerik dari Meem.
– Untuk mengangkat tabir ini, seseorang harus mengasingkan diri dan bermeditasi dalam mengingat Allah selama 40 hari.
– Satu per satu tabir akan terangkat jika Allah menghendaki. Pada akhir dari 40 hari tersebut, hubungan spiritual dan fisik akan terjalin.
– Pelaksanaan lahiriah dari doa juga memiliki makna batin.
– Suara lahiriah dari sebuah doa juga memiliki makna batiniah.
– Dalam artikel ini akan dibahas beberapa kata/ayat Al-Quran yang berhubungan dengan huruf Meem.
– Mari kita mulai dengan Wahyu pertama yang diterima Muhammad dari Allah melalui Jibril ( )
1 Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2 Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3 Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4 Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5 Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[Quran: Al Alaq ]
Melihat huruf-huruf Arab dari wahyu pertama.
– Pesan tersebut dimulai dengan huruf Arab Alif ( ) dan diakhiri dengan huruf Arab Meem ( ) yang sekali lagi mengisyaratkan penciptaan yang dimulai oleh Allah dan diakhiri dengan penciptaan Cahaya Muhammad. (lihat Meem Bagian 1).
– Kemudian Allah menciptakan Nabi Adam ( ) ( ) yang namanya dimulai dengan huruf Alif dan diakhiri dengan huruf Meem.
– Dia mengutus Nabi Isa ( ) sebagai penyempurna lingkaran para Rasul yang diutus kepada komunitasnya masing-masing dan menutup lingkaran tersebut dengan kedatangan Muhammad sebagai Rasul Allah kepada semua komunitas.
– Setelah Surat Pembuka (satu) Al Fatihah dalam Al Quran di mana seorang pencari petunjuk meminta petunjuk kepada Allah, Surat berikutnya (dua), Al Baqarah dimulai dengan huruf Arab Alif Laam Mim.
– Bahkan ayat terbesar dalam Al Quran yaitu Ayat Kursi, dimulai dengan Alif dan diakhiri dengan Meem.
Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
(Quran Al Baqara ayat 255).
Kemudian Surat Ali Imran yang ketiga juga dimulai dengan Alif Laam Meem.
– Namun kali ini ada aksen (zabar atau fatha) pada huruf Meem untuk menyoroti atau menekankan huruf Meem. Mengapa?
– Untuk meminta pertolongan kepada Allah, Allah mengajarkan kita bagaimana cara mendekat kepada-Nya. Contoh pertama adalah:
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
26 Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Quran Al Imran]
– Apa arti dari Allahumma?
– Kebanyakan orang menerjemahkannya sebagai Ya Allah.
– Jika Allahumma berarti Ya Allah, lalu apa arti Ya Allah?
– Sekali lagi terjemahannya adalah Ya Allah.
– Jika Allahumma dan Ya Allah sama-sama diterjemahkan menjadi Ya Allah, lalu mengapa kita membutuhkan dua bentuk yang berbeda dalam bahasa Arab untuk mengatakan hal yang sama?
– Jika kita melihat aksara Arab, Allahumma ditulis .
– Allahumma adalah Nama Allah yang ditambahkan dengan huruf Meem.
– Allahumma dimulai dengan Alif dan diakhiri dengan Meem.
قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
114 Isa putra Maryam berdoa, “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
[Quran: Al Maida]
– Ketika kita menandai Meem setelah Nama Allah, dan meminta dengan mengucapkan Allahumma,
– kita mengakui Allah sebagai Pencipta kita dan kita juga mengakui Muhammad sebagai Rasul Allah.
– Ketika kita memohon kepada Allah dengan mengucapkan Allahumma, yang sebenarnya kita ucapkan adalah Allah, kami mengasihi Engkau dan mengikuti Rasul-Mu Muhammad.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
31.Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Quran: Al Imran]
– Sekarang mari kita cari Kalima yang pertama dalam Al-Quran. Kalima pertama (untuk bersaksi) Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah diwahyukan dalam Al-Quran dalam dua bagian.
– Bagian pertama diwahyukan hanya di dua tempat di seluruh Al-Quran, yaitu Tidak ada tuhan selain Allah. Penyebutan pertama adalah Surat 37:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
35 Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
[Quran: As Saffat]
– Penyebutan kedua ada di Surat 47:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
[Quran: Muhammad]
– Penyelesaian Kalima hanya terjadi satu kali dalam keseluruhan Al-Quran, yaitu di Surat 48:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
[Quran: Fath]
– Allah menempatkan separuh dari Kalima dalam Surat yang dinamai sesuai dengan nama KekasihNya (Muhammad yang dimulai dengan huruf Meem) dan menempatkan separuh dari Kalima KekasihNya dalam Surat Fathir (Kemenangan).
– Perhatikan kata-kata dalam Surat 48 … orang-orang yang bersamanya (Muhammad) adalah kuat terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
– Tidak heran jika Muslim saat ini lemah terhadap orang-orang kafir dan tidak memiliki kasih sayang satu sama lain, karena mereka tidak bersama Muhammad, mereka percaya bahwa ia telah mati.
– Orang-orang Muslim ini tidak dapat berpikir lebih dari sekedar tubuh fisik mereka.
– Dia ada bersama kita secara rohani.
– Tubuh manusia adalah tabir terbesar.
– Tanpa jiwa atau roh, tubuh tidak berguna.
– Dan ruh adalah Nafas Allah. Kemenangan adalah bagi mereka yang beriman kepada Allah, dan bersama RasulNya Muhammad.
Karena Allah mencintai Nabi Muhammad, apa yang dituntut dari seorang Muslim sejati? Seorang Muslim sejati harus mencintai Nabi Muhammad lebih dari orang lain, bahkan lebih dari orang tuanya sendiri. Ketika seseorang mencintai Nabi Muhammad lebih dari orang lain (orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan, istri, suami, teman) maka Allah mencintai orang tersebut hanya karena ia mencintai Kekasih-Nya.
Allah akan mengampuni dosa-dosa seseorang hanya karena kecintaannya.
– Contoh lain dari 40 atau Meem adalah: Allah mengutus Nuh (Nuh ( )) untuk memperingatkan kaumnya agar bertobat sebelum hukuman Allah menimpa mereka.
– Mereka menolak peringatannya. Allah kemudian menurunkan hujan dan banjir yang berlangsung selama 40 hari.
– Dengan hujan dan banjir tersebut, dunia dibersihkan dari orang-orang kafir, dan ada awal yang baru bagi dunia, baik secara moral maupun spiritual. Analogi dari hal ini adalah Pesan yang diwahyukan kepada Muhammad:
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
81 Katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
82 Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.
[Quran: Al Israa]
Dalam kasus pertama, hujan adalah berkah bagi manusia. Hujan menyuburkan ladang, membuat tanaman tumbuh. Tetapi bisa menjadi bencana jika menyebabkan banjir. Orang-orang beriman diselamatkan dan orang-orang kafir binasa. Banjir adalah berkah dalam arti semua orang kafir dan penindas dibunuh sementara semua orang beriman diselamatkan. Namun mereka hidup melalui hujan yang sama. Dalam kasus kedua dengan kedatangan Muhammad dan pewahyuan Al-Quranul Karim, Kebenaran datang dan kebatilan binasa. Al-Quranul Karim adalah berkah bagi orang-orang yang beriman dan menyebabkan kerugian bagi orang-orang yang zalim. Namun ayat-ayat Al-Quran tetap sama, tidak berubah. Analogi ini diisyaratkan oleh ayat 17 dari surah yang sama:
وَكَمْ اَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْۢ بَعْدِ نُوْحٍۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۢ بَصِيْرًا
17 Banyak generasi setelah Nuh yang telah Kami binasakan. Cukuplah Tuhanmu sebagai Zat Yang Mahateliti lagi Maha Melihat dosa-dosa hamba-Nya.
[Quran: Al Israa]
– Meem sendiri jika dibuka dan ditulis dalam bahasa Arab seperti yang diucapkan terdiri dari Meem Ya Meem.
– Dengan menambahkan nilai numerik dari huruf-huruf ini (di mana Meem = 40 dan Ya = 10), 40 + 10 + 40 = 90.
– Angka 0 pada 90 mewakili gumpalan.
– Gumpalan darah disebutkan tepat di awal dalam wahyu pertama Al Alaq Surat 96 dan bab ini juga dinamai Gumpalan Darah.
– Gumpalan tersebut, terbentuk menjadi seorang manusia dalam waktu 9 bulan.
– Ini kira-kira setara dengan 40 minggu untuk sebagian besar kehamilan normal.
– Ini adalah tema dari wahyu pertama yang dinyatakan di awal artikel ini.
Di atas Arsy, Nama Allah yang tertulis adalah Ar Rahman.
– Kata ar Rahm (rahim) diciptakan dari sifat Ar Rahman.
– Rasulullah bersabda, “Allah berfirman: “Itulah ar Rahm (rahim) dan Aku adalah Rahman. Barangsiapa yang mengandung dengan cara yang halal, maka ia telah menyenangkan hati-Ku dan barangsiapa yang mengandung dengan cara yang haram, maka ia telah menyakiti hati-Ku.”‘
– Muhammad lebih lanjut menambahkan, bahwa para malaikat melindungi benih manusia selama 40 hari.
– Karena sampai usia 40 tahun seseorang akan mendapatkan pengalaman.
– Hal ini membawa artikel ini kembali ke lingkaran penuh di mana Meem Bagian 1 dimulai.
– Tidak ada akhir dari Ilmu Allah melalui Nabi Muhammad saw. Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Semoga Allah membuka mata dan pikiran kita (Amin).
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya.
Khalid M. Malik Ghouri
DUA MUSTAFA
NAMA-NAMA ALLAH
DIMULAI DENGAN HURUF MEEM
BISMILLAH HIR RAHMAN NIR RAHEEM
Al Mummeet, Al Malik, Al Maleek, Al Mu min,
Al Muhaiymin, Al Mutakabbir, Al Musawwir,
Al Muta-ali, Al Mubeen, Al Mawla, Al Muheet,
Al Mustaan, Al Mannan, Al Muhyiy, Al Muizz,
Al Muzzil, Al Mu tiy, Al Mujeeb, Al Majd, Al Majeed,
Al Mateen, Al Muqtadir, Al Muqsit, Al Muqeet,
Al Mughniy, Al Muhsiy, Al Muqaddam, Al Muakhir,
Al Mubdiy, Al Man am, Al Muneem, Al Maanee,
Al Muhtasib, Al Mustabeen, Al Mueez, Al Mueen,
Al Muntaqim, Al Mahmood, Al Mustagheseen,
Al Musabbib al Asbaab,
Al Malik al Mulk Zul Jalali Wal Ikram
Leave a Reply