Rahasia Huruf Wau

PENDAHULUAN

Huruf Arab Waw ( ) setara dengan huruf ‘W’ dalam alfabet Inggris. 

Huruf ini merupakan huruf nomor 26 dalam set karakter Arab. 

Waw ( ) dalam numerologi Arab, yang dikenal sebagai Abjad, memiliki nilai 6. 

Artikel ini adalah tentang makna spiritual dari huruf Waw ( ). 

Huruf Wau

 14 Dan Dia adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

15 Tuhan yang mempunyai ‘Arsy kemuliaan,

16 Melakukan apa yang Dia kehendaki.

[Quran: Al Buruj]

Wadood – Kasih adalah salah satu sifat Allah. 

WADOOD – Kasih

Kata Wadood –

– Mencintai adalah Wuud Wuud – Cinta. 

– Cinta memiliki dua bagian. Dan Cinta dan Cinta + menjadi Wadood – Mencintai. 

– Cinta adalah sesuatu yang tidak terlihat. Cinta adalah sesuatu yang dibagi antara dua orang. 

– Kita tidak dapat mengukur cinta, tetapi kita dapat melihat efek dari cinta. 

– Seorang pencari yang mencari Allah memulai perjalanan ini tidak lain karena Cinta kepada Penciptanya. Sehingga ia dapat berbagi Cinta dengan Allah. 

– Ketika kita pertama kali mulai mencari Allah, Allah akan menguji cinta kita kepada-Nya dengan berbagai kesulitan. 

– Kesulitan-kesulitan ini bisa berbeda seperti jumlah pencari yang berbeda. 

– Ada banyak contoh dalam Al-Quran, tapi kita hanya akan melihat satu contoh saja.

Dalam kasus Ibrahim ( ) : 

124 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.

[Quran: Al Baqara 2]

Apakah perintah-perintah tertentu yang dipenuhi oleh Nabi Ibrahim ( )? 

– Perintah-perintah tersebut adalah meninggalkan istri dan putranya Ismail ( ) di padang pasir, dalam penjagaan Allah. Kemudian setelah itu, 

– Allah meminta Ibrahim ( ) untuk mengorbankan apa yang paling disayanginya. 

– Dan yang paling disayangi oleh Nabi Ibrahim ( ) adalah putranya Ismail ( ). 

– Maka Ibrahim ( ) mempersembahkan putranya kepada Allah sebagai kurban. 

– Dan, Allah menerima pengorbanannya dan memelihara Ismail ( ) di saat-saat terakhir. 

– Mengapa Allah melakukan hal itu?

Karena Allah adalah Al Ghafuurul Wadud dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah menguji cinta Ibrahim ( ) kepada Rabb-nya. Dan ketika Ibrahim ( ) melepaskan apa yang paling dicintainya karena Allah, Allah mengembalikan anaknya dan membalas Cinta itu.

Pesan moralnya adalah bahwa Cinta itu dibagi di antara dua orang. Jika Cinta yang satu tidak dibalas oleh yang lain, maka itu akan menjadi cobaan. Ketika yang lain membalas dengan Cinta, itu menjadi kebahagiaan.

Sebuah contoh yang baik dari efek cinta digambarkan dengan indah dalam buku Layla dan Majnun oleh Nizami. Layla dan Majnun sebagai sebuah cerita sangat indah dari sudut pandang duniawi. Tapi jika kita mempertimbangkan buku ini dari sudut pandang spiritual, kita akan menemukan bahwa semua Rasul Allah ( ) dan Awliya Allah ( ) mengalami proses yang sama. Mereka menyerahkan segalanya demi Cinta Allah.

Dan setelah mencobanya, Allah mengembalikannya, atau melimpahkan Cinta-Nya kepada mereka.

96 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. 

[Quran: Maryam]

Itu berarti kita harus percaya dan mengasihi orang lain karena Allah. Setiap orang dari kita adalah ciptaan-Nya. Allah sendiri yang akan membalas kasih sayang kita kepada orang lain. Kata lain untuk Cinta dalam bahasa Arab adalah Hubb. 

31 Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

32 Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.

[Quran: Al Imran]

Dalam kasus Muhammad, Allah menganugerahkan gelar tersebut kepadanya: 

– Habeeb Allah – Kekasih Allah. 

– Ada sebuah kehalusan dalam gelar ini. 

– Semua ciptaan yang mencari keridhaan Allah berada dalam Cinta kepada Allah. 

– Dalam kasus Muhammad, Allah Maha Cinta kepada Muhammad. 

– Oleh karena itu, ini adalah referensi dalam Al-Quran:

56 Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

[Quran: Al Ahzab]

DARI WADUD KE WUUD

Apa yang kita sebut dengan Berkah-berkah yang disebutkan dalam referensi di atas (Surat 33 Ayat 56)? 

Kita menyebutnya Berkah-berkah ini sebagai Darood.

Di dalam kata Darood terdapat kata Wuud – Cinta.

– Sekarang jika kita melihat kata Mahmood 

– Tertinggi di Maqamam Mahmood –

– Stasiun Tertinggi dan nama Orang yang ditakdirkan untuk peringkat itu, Muhammad ,  

– kita akan menemukan bahwa nama Muhammad menjadi Mahmood 

– jika kita menambahkan Huruf Waw ( ) di antara Huruf Meem ( ) dan Huruf Dal ( ). 

– Oleh karena itu nama Muhammad menjadi Mahmood 

– yang diakhiri dengan Wuud– Cinta. Referensi dari Maqam Mahmood ini 

– disebutkan dalam Doa yang diucapkan setelah Azan. Sebelum menyebutkan Maqamam Mahmood dalam Doa, ada gelar lain dari Muhammad yang 

– dimulai dengan Huruf Waw ( ) yang disebutkan terlebih dahulu. 

– Yaitu Wasila – Hak syafaat.

 WASEET- PEMBERI SYAFAAT

Waseet adalah pemberi syafaat. 

– Pada Hari Kebangkitan, Muhammad akan diminta untuk memberikan syafaat bagi umatnya. 

– Dan janji untuk menjadi seorang Waseet –

– Pemberi syafaat telah dibuat oleh Allah kepada Kekasih-Nya, Muhammad.

Muhammad, Rasulullah SAW bersabda:

…….’Maka mereka akan datang kepadaku dan aku akan meminta izin kepada Rabb-ku (Tuhan), dan aku akan diizinkan (untuk menghadap-Nya). Ketika aku melihat Rabb-ku (Tuhan), aku akan bersujud di hadapan-Nya dan Dia akan membiarkanku (bersujud) selama yang dikehendaki-Nya, dan kemudian dikatakan kepadaku, ‘Ya Muhammad! Angkatlah kepalamu dan berbicaralah, karena engkau akan didengarkan; dan mintalah, karena engkau akan dikabulkan (permintaanmu); dan berilah syafaat, karena syafaatmu akan diterima. Kemudian aku akan mengangkat kepalaku dan memuji Tuhanku dengan pujian-pujian tertentu yang telah Dia ajarkan kepadaku, dan kemudian aku akan memberikan syafaat ……

[Sahih Bukhari].


WAQT

79 Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”.

80 Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi Tangguh

81 sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)”.

[Quran: Sad]

Waqt adalah Waktu. 

Setan atau Iblis diberi kelonggaran sampai waktu yang ditentukan dalam ayat di atas. 

Waqt – Waktu adalah salah satu dari sekian banyak hal yang ingin dikendalikan oleh manusia. 

Namun, hal itu sulit dipahami. Kita tidak dapat menyentuh atau menahan waktu, kita tidak dapat merasakan waktu, kita tidak bisa melihat waktu, kita tidak bisa mendengar waktu dan yang pasti kita tidak bisa mencium bau waktu. 

Waktu adalah konsep yang sulit dipahami. Ia tidak dapat digenggam. Tidak dapat diputar kembali. 

Jadi kebanyakan orang hidup untuk hari ini tanpa peduli dengan hari esok. Dalam Islam, ‘hari esok’ lah yang penting. Karena Iblis telah diberikan kelonggaran untuk waktu yang telah ditentukan, ia membuat kita menyia-nyiakan Waktu Waqt yang telah dialokasikan dengan membuat kita sibuk dengan hal-hal duniawi dan memalingkan kita dari mencari karunia Allah.

Oleh karena itu, kita harus menyisihkan waktu Waqt – Waktu setiap hari untuk Taubat dan mencari karunia Allah. Kita harus menyisihkan beberapa perbuatan baik yang pembayarannya tidak langsung terlihat. Namun demikian, perbuatan baik hari ini akan dihitung ‘besok’.

Semoga Allah membuat kita mencari karunia-Nya, dan memohon ampunan-Nya serta melimpahkan Kasih Sayang-Nya kepada kita semua. Amin.

Hanya Allah yang Maha Mengetahui. 

Khalid M. Malik Ghouri


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *